Guntur bergolak bersahutan di angkasa langit
Petir menjilat wajah bumi dengan kilatnya
Tibih-tubuh rapuh terpenjara jeritan keheningan menggigil
Hujan duka menampar kelam di langit Papua
Banyak jiwa karam dalam dilema keprihatinan
Langkahnya lunglai seolah tanpa kekuatan
Tatapan mata nanar menyiratkat arti kekalahan
Terpeluk kegelisahan yang menodai wajah kepedihan
Rakyat Papua terkapar kemiskinan sungguh pedis
Dalam hati yang nyeriterluka pedis
Sedang para pejabatnya menikmati glamor hidup manis
Jurang perbedaan menganga gambarkan pahit rasa apatis
Jalanan panggung mimpi menyuarakan revolusi yang demokrasi
Walau kerap tuntukan itu terpeluk stigma separatis
Jangan wariskan kepedihan wahai Tuan penguasa
Tingkahmu mencerminkan sejuta hasrat kelam berbisa
Tanah Cendrawasih terendam darah kecewa berputus asa
Hingga lidah sungutan kehilangan makna berbahaya
Kebodohanmu tergambar dengan jelas saat berkuasa
Kesetiaan yang terbunuh karena kekasih yang bermain hati
Laksana cinta tulus ternoda perselingkuhan tanpa arti
Seperti kaum penguasa Papua yang tak berbakti
Kepada rakyatnya dengan prima pelayanan pasti
bersama hidupnya yang kelam hampa diberkati
Dirangkul malang kenyataan semuanya tak berarti.
Gubuktua,220625
0 komentar:
Posting Komentar
bebas berkomentar asalkan yg mendidik!!