BINTANG PAGI
Daku terjebak dalam kubangan nafsu kuasa, Satu persatu masalah datang dan berlalu tak mampu mendidik, mengapa saudaraku masih terus terjebak dalam keegoisan tak berujung, tak terasa derita itu makin subur dibalik birahi kuasa pisikopat
Didepan mata tanah air adat telah terkepung wilayah atministrasi, virus haus kuasa gila harta memaksa saudaraku menjual tanah air adatku, parade serdadu mengusir paksa pemilik tanah adat kedalam tenda pengungsian, tangisan duka mengalun bersama hadirnya perampok kekayaan alamku
Pintu pengisapan manusia demi saham dalam perusahaan dibiarkan begitu saja, jeritan saudaramu yang kehilangan lumbung hidup terus mengema tak menyadarkanmu, mimbar rumah ibadah menjadi pangung pokitik praktis yang memarjinalkan kaum minoritas, cerita anak sekolah menjadi anak jalanan menutupi beranda kotaku
Ditengah pertarungan perebutan kuasa dalam rumah adatku, para perampok berunding membagi kuasa kekayaan alamku, untuk siapa perjuanganmu jika didepan mata kau biarkan perampok kekayaan alammu begitu saja, sepertinya kau bahkan tidak perduli dengan saudaramu yang masih di pengungsian
Kebebasan seperti apa yang kau dambakan, jika setiap saat kau terus bertarung merebut kuasa, bukankah didepan mata sudah banyak sejarah pembebasan bangsa terjadi, mengapa kami harus terjebak sandiwara pecah belah buatan penindas
Usaplah air mata dukamu Mama Papuaku, akan tiba waktunya kabut perpecahan akan lenyap dikaki waktu, bagunlah dari belenggu keegoisanmu saudaraku, sambutlah Bintang Pagi penuh harapan akan bercahaya di esok nanti
Gubuk Tua
Jogja 14/12/2023
0 komentar:
Posting Komentar
bebas berkomentar asalkan yg mendidik!!