Coment

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Januari 2025

Di Ujung Senja Yang Memudar

 

                                                      Sumber: Tanah Kolonial


Di ujung senja yang mulai memudar

Sa yakinkan diri dalam keheningan

Teman-teman yang pernah bersama

Kini hanyalah bayang dalam ingatan.

 

Langkah-langkah kita, seirama tawa

Kini terhenti, terputus oleh waktu

Mereka yang dulu setia di sisi

Sekarang hilang, seperti embun pagi.

 

Kisah kita tersimpan dalam lirih

Kenangan bersemayam di sudut hati

Namun bayangan tak lagi membara

Hanya rasa sepi yang menemani.

 

Di antara bintang yang bersembunyi

Aku merindu canda yang tak kembali

Dalam sunyi suara mereka membisik

Menggugah kenangan menimbulkan rindu yang sakit.

 

Di ujung senja, aku mengingat

Saat-saat indah yang kini teramat berat

Meskipun hilang cinta takkan padam

Selamanya terukir di dalam sanubari dalam diam.


             gubuktua24/01/25 

Minggu, 19 Januari 2025

Duka Malam

 

                                                     Sumber:  Cafe bukit bintang tanah kolonial 

 

Malam datang dengan langkah sunyi,

Menghimpun rindu yang tak pernah pergi.

Angin membawa bisikan luka,

Tentang kisah yang tak lagi sama.

Bulan pun redup dalam peluk mendung,

Seakan tahu duka ini tak berujung.

Bintang bersembunyi di balik kelam,

Menitipkan tangis pada keheningan malam.

Di sudut hati yang berkarat,

Kenangan berdansa dalam sunyi pekat.

Wajah-wajah yang dulu menghangatkan jiwa,

Kini hanya bayangan tanpa suara.

Duka malam, engkau begitu setia,

Mengiringi langkah dalam luka tak sirna.

Namun esok, ketika mentari kembali menyapa,

Biarlah harapan perlahan menyeka air mata.


                                                           gubuktua/21/01/25

Rabu, 09 Oktober 2024

MACAM-MACAM ARSITEKTUR TRADISIONAL PAPUA

 MACAM-MACAM ARSITEKTUR TRADISIONAL PAPUA BUKTI KEMAMPUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PAPAN (RUMAH) DALAM KOMUNITAS MASYARAKAT ADAT PAPUA SECARA TURUN TEMURUN


Pada prinsipnya fakta kesejahteraan manusia dapat diukur melalui kemampuan manusia memenuhi kebutuan pokok salah satunya adalah kebutuan papan atau perumahan. Berdasarkan fakta Masyarakat Adat Papua telah memiliki Rumah Tradisional menunjukan bahwa sejak hadirnya Bangsa Asing diatas Bumi Manusia Papua mereka telah mempu memenuhi kebutuan kebutuan Papan. 


Apabila disimak eksistensi pemenuhan kebutuan Papan atau Perumaham disetiap Wilayah Adat memiliki perbedaan yang mencolok dalam bentuk arsitekturnya namun kesamaannya terlihat pada bahan bakunya yaitu berbahan Kayu dan Dahan Dedaunan serta rerumputan atau ilalang. 


Pada prinsipnya yang menarik dari semua Arsitektur Tradisional Papua tersebut memiliki kandungan nilai-nilai dan arti adatnya masing-masing dimulai dari bentuk, pondasi, atap, ikatan dan lain sebagainya yang menyatu antara Manusia, Sang Pencipta dan Alam Raya sehingga tentunya secara filosofi memiliki pengertian tersendiri yang hidup dalam Alam Pikir Manusia Papua yang membentuk Jiwa Bangsa Papua. 


Dalam beberapa gambar Rumah Tradisional Papua yang ditunjukan dibawah menunjukan bukti perbedaan arsitektur tradisional Masyarakat Adat Papua di wilayah Adatnya masing-masing seperti :

- Wilayah Adat Tabi

- Wilayah Adat Saireri

- Wilayah Adat Domberai

- Wilayah Adat Bomberai

- Wilayah Adat La Pago

- Wilayah Adat Me Pago

- Wilayah Adat Animha 











Berdasarkan fakta Rumah Tradisional dengan beragam bentuk Arsitektur Tradisional itu secara langsung menunjukan fakta Kekayaan Intelektual Orang Papua yang wajib dilindungi dan dilestarikan agar dapat dijadikan bukti yang dapat ditunjukan kepada Bangsa Lain diatas muka bumi ini bahwa sejak dahulu Orang Papua di Bumi Manusia Papua telah mampuemenuhi kebutuhan Pokoknya khususnya Kebutuhan Papan atau Perumahan secara mandiri yang dibangun dengan bahan baku yang diperoleh dari Hutan Adatnya sendiri. 


Dalam rangka perlindungan Rumah Tradisional dengan beragam bentuk Arsitektur Tradisional itu sewajibnya dijadikan Mata Kulia Arsitektur Tradisional Papua yang harusnya diajakrkan dalam Fakultas Teknik atau Fakultas Arsitektur diseluruh Universitas Negeri maupun Swasta yang ada diatas Wilayah Papua. Selain itu, bagi mahasiswanya dapat dijadikam bahan penelitian atau penulisan Skripsi, Tesis atau Deserta agar dapat dilindungi secara ilmiah. 


Terlepas dari itu, sewajibnya Dewan Adat Papua disetiap wilayah adat bekerja sama dengan Kanwil Kemenkumhan RI Perwakilan Papua dan Papua Barat untul melakukan pendataan dan penerbitan Hak Paten agar setiap Arsitek yang akan mengunakan bentuk Arsistektur Tradisional Papua dapat membayarkan Hak Paten kepada Suku Bangsa Papua yang memiliki Hak Paten atas bentuk Arsitektur Tradisional yang digunakan. Selain itu, bagi Pemerintah Daerah Propinsi maupun Kabupaten dan Kota didalamnya sudah seharusnya mendorong adanya Peraturam Daerah Tentang Perlindungan Arsitektur Tradisional Papua. 


Pada prinsipnya melalui fakta macam-macam Arsitektur Tradisional Papua dimasing-masing Wilayah Adat Papua telah menjadi bukti bahwa sejak dahulu Orang Asli Papua di Bumi Manusia Papua telah mempu memenuhi salah satu dari kebutuhan Pokok Manusia secara mandiri dengan bahan baku yang diambil dari Hutan Adatnya secara cuma-cuma. Atas dasar itu, sudah membuktikan bahwa Manusia Papua di Bumi Manusia Papua tidak membutuhkan pemenuhan kebutuhan Pokok khususnya Kebutuan Papan yang bentuk Arsitekturnya diambil dari bentuk Arsitektur Manusia Lain diluar Papua yang justru keberadaannya akan menyebabkan efek samping bagi lingkungan dan lagi-lagi akan memperparah Bumi Manusia akibat pemanasan global. 

Sumber;Emanuel Gobai

Selasa, 17 September 2024

Pentingnya pendidikan non formal di Papua

                                  




Tugas mendesak kita saat ini adalah memastikan bahwa setiap anak bangsa yang terjajah memiliki kemampuan untuk membela diri, sebuah kemampuan yang tidak bisa dibatasi. Ingatlah, penjajah tidak akan tinggal diam. Mereka akan bergerak cepat untuk menghancurkan benteng pertahanan kita.

Mereka tahu bhawa dengan merusakan Kesehatan dan menghambat Pendidikan kita, mereka akan dapat melemahkan perjuangan kita dari dalam. Mereka akan menghalangi akses kita terhadap perawatan Kesehatan yang layak, dan merampas hak kita untuk belajar. Semua ini dilakukan agar kita tetap lemah,tergantung, dan tidak mampu melawan.

Kita harus memahami bahwa kemerdekaan tidakbisa diraih tanpa tubuh yang sehat dan pikiran yang cerdas. Penjajah mengetahui hal ini dengan baik, dan merekaakan bergerak cepat untuk menghancurkan benteng pertehanan kita. Mereka akan merusak Kesehatan kita dengan menguasai dan meracuni sumber makanan, menghalangi kita ke layanan Kesehatan, dan menciptakan kndisi hidup yang tidak layak.

Mereka tahu bahwa pandidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kita gunakan untuk melawan meraka. Mereka akan merampas hak kita untuk belajar, membatasi akses kita ke pengetahuan, dan berusaha membuat kita tetap dalam kebodohan. Mereka ingin memastikan bahwa kita tidak memiliki kekuatan intelektual untuk melawan penindasan mereka.

Kesehatan adalah potensi yang kuat bagi tubuh yang siap berjuang, sementara Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kemerdekaan sejati. Pendidikan yang memadahi akan membentuk sumberdaya manusia yang mampu berfikir kritis, inovatif, dan berani melawan penindasan. Kita harus memastikan setiap anak bangsa mendapatkan haknya untuk belajar, agar mereka bisa menjadi pejuang yang tangguh dan cerdas dalam menghadapi segalah bentuk penjajahan.

 Marih kita perkuat solidaritas dan mempererat barisan. Hanya dengan persatuan dan kesadaran akan pentingya Kesehatan dan prndidikan, kita dapat melinndungi diri dari serangan penjajah. Yah, mereka mungkin memiliki kekuatan fisik dan senjata, tetapi kita memili semangat yang tidak bisa mereka padamkan. Semangat untuk hidup Merdeka, untuk menentukan Nasib sendiri, dan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.


GubukTua


Rabu, 11 September 2024

Sesame jenis di Papua semakin Terlihat: Tidak hanya di Negara Filandia dan Beberapa Negara Luar

 



>Pengantar

Perkembangan zaman dan terbunya ases informasi telah bahwa membawa perubahan signifikan dalam adalah keberadaan hubungan sasama jenis. Jika sebelumnya hal ini lebih banyak terungkap di negara-negara maju seperti filandia dan negara-negara luar lainnya, kini gejala serupa mulai tampak di Papua.

 

>Perubahan Sosial di Papua

Papua,dengan segala kekayaan budayanya, Selama Ini dikenal memiliki moral dan nilai yang sangat menghormati tradisi dan adat istiadat. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, Masyarakat Papua mulai terpapar dengan berbagai budaya dan pandangan hidup dari luar. Hal ini turut mempengaruhi pandangan Masyarakat dengan berbagai isu social, termasuk hubungan sesama jenis.

 

>Fenomena yang meningkat

Keberadaan hubungan sesama jenis di Papua mungkin belum sepenuhnya diterima oleh semua lapisan Masyarakat. Namun, kenyataan menunjukan bahwa semakin banyak individu  yang berani mengungkapkan orientasi seksual mereka. Hal ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi juga mulai terlihat di daerah-daerah pedalaman.


>Pengaruh Globalisasi

Globalisasi memainkan peran besar dalam fenomena ini. Akses internet dan media social memungkinkan Masyarakat Papua untuk terhubung dengan dunia luar memperoleh berbagai informasi serta pandangan baru.

Konten-konten yang mendukung keberagaman dan hak asasi manusia, termasuk hak-hak LBGTQ+, semakin mudah diakses dan mempengaruhi pola pikir generasi muda.

>Tantangan dan Harapan

Meski demikian, keberadaan sesama jenis di Papua masih menghadapi berbagai tantangan. Stogma social, diskriminasi dan penolakan dari berbagai Masyarakat masih menjadi kendala utama. Banyak individu yang masih merasa takut untuk mengungkapkan jati diri mereka karena kwatir akan dapat penolakan atau perlakuan tidak adil.

>Kesimpulan

Fenomena hubunga sesama jenis di Papua yang semakin terlihat menunjukan perubahan social dan budaya sedang terjadi. Meskipun menghadapi berbagai Tindakan, harapan untuk menciptakan Masyarakat yang lebih inklusif dan menghormati perbedaan tetap ada.

Sabtu, 20 Juli 2024

Di Timur Air Mata

                   Di Timur Air Mata

Sumber foto : download google



Langit  cendrawasi di ufuk timur berkabutmuram

Kisah air mata menyisahkan mendung duka yang muarm

Banyak hati lara melontarkan amarah dalam suram

Laksana peluru meleset membunuh keadilan yang seram

Tubuh-tubuh tergeletak rentan bermandikan tangis

Kemiskinan mencekam menerkan roda kehidupan dengan begis

Tangan rakyat menjulur hampa ibarat pengemis mengais

Sedangkan hati penguasa korup terpeluk keserakahan berbau amis

 

Banyak anak-anak tak berdaya akhirnya gugur

Saat gizi buruk membawa jasad mereka terbujur

Kesejahtraan sulit tegapai harapan pun tergusur

Seguddang tanya menghampiri hampa daya akhirnya kabur

Ibarat kenyataan memperlihatkan barisan Panjang kaum penganggur

Teraniyaya oleh penguasa zalim yang takabur

 

Hitam kulitmu segelap Nasib hidupmu sobat

Panjang dukamu memperlihatkan kepasraan yang hebat

Ibarat cobaan hujan keprihatinan begitu lebat

Wahai keserakahan hati lekaslah mengapai tobat

Leluhurku sayang engkau teruka Papuaku malang enkau berduka

Indonesia kisah kelammu terbuka

Dunia meradang pilu celaka

      

 

 

Gubuk Tua, 21/07/2024

 

Senin, 24 Juni 2024

Cerita Sunyi

 

                                              Cerita Sunyi


                                                                  sumber foto;pribadi


Di relung jiwa yang kelam,

 Sunyi menyapa, membisikkan salam.

Tanpa suara, tanpa rupa,

 Ia hadir, membawa sejuta makna.

Sunyi bukan hampa, bukan pula nestapa,

 Ia adalah ruang untuk merenung, untuk menapa.

Di sini, aku belajar mendengarkan,

Suara hati kecil, bisikan yang menenangkan.

Sunyi adalah teman setia, Selalu ada,

di kala suka maupun duka.

Ia memelukku erat, saat aku merasa rapuh,

Memberikan kekuatan, saat aku merasa terpuruk.

Cerita sunyi, tak terlukiskan dengan kata,

Namun maknanya terpatri, di relung jiwa.

Ia adalah melodi indah, tanpa nada,

Yang mengantarku pada kedamaian, tiada tara.

 

 

 Gubuk Tua 25/06/2024